Sejarah ATM Hingga Hadirnya ATM Switch
Dec 01, 2022
Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mesin yang familiar disebut sebagai ATM, mempermudah transaksi perbankan bagi nasabah. Anda tidak lagi perlu mengantri ke bank untuk mendapatkan uang tunai.
ATM tunai telah lahir lebih dari 50 tahun yang lalu, pada tahun 1967. Bagi banyak orang, lahirnya ATM menjadi bukti nyata bahwa perbankan sedang mengalami perubahan atau berevolusi. ATM menandai awal dari perbankan digital kontemporer. Beberapa mengklaim penemuan cashpoint ini, termasuk John Shepherd-Barron dan James Goodfellow di Inggris; Don Wetzel dan Luther Simjian di AS; dan bahkan perusahaan teknik seperti De La Rue, Speytec-Burroughs, Asea-Metior, dan Omron Tateisi. Tetapi ATM merupakan teknologi yang cukup kompleks. Bahkan, disinyalir bahwa tidak ada satupun momen yang pasti yang menjadi penanda lahirnya ATM.
Sejarah ATM di Indonesia
ATM pertama kalinya digunakan di Indonesia pada tahun 1986 dan diterapkan oleh Hong Kong Bank dan Bank Niaga. Saat itu, ATM hanya bisa melakukan transaksi pada satu bank saja dan hanya dapat digunakan untuk giro dengan jumlah transaksi yang terbatas. Selama masa pengenalan terhadap ATM, nasabah dibantu oleh petugas terkait yang menjelaskan mengenai penggunaan mesin ATM tersebut.
Kendati demikian, kehadiran "Si Mesin Perbankan Otomatis" di Indonesia cukup lama ketinggalan dari negara lain. Diketahui, ATM mesih pertama kali dikenalkan di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1970. Bank-bank pun kemudian berlomba-lomba membeli mesin ini untuk mengalahkan saingannya.
Seiring dengan berkembangnya era, sejumlah bank di Indonesia mulai mengikuti jejak Hong Kong Bank dan Bank Niaga. Ketika memasuki era 90-an, penggunaan ATM mulai menjadi tren dalam dunia perbankan, seiring dengan bermunculannya bank-bank swasta. Pada tahun 90-an tersebut, ATM pada saat itu melayani penarikan uang tunai dengan nominal Rp 10.000 dan Rp 5.000 dan dengan jumlah maksimal penarikan tunai sebesar Rp 500.000.
Baca Juga: ATM Terdekat di Sekitar Anda: Panduan Lengkap untuk Semua Kebutuhan Anda
Penggunaan Mesin ATM Pernah Dianggap Pemborosan
Pada awal kemunculannya, bank yang hendak memiliki ATM harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 100 juta. Bank tersebut juga berkewajiban mengeluarkan biaya tambahan untuk petugas yang mengawasi ATM. Hal tersebut terjadi dikarenakan sejumlah ATM dilaporkan rusak akibat kurangnya pengetahuan dari pengguna. Misalnya saja ketika beberapa pengguna memasukkan dengan paksa kartu ATM yang melengkung ke dalam ATM. Pengguna bahkan merusak mesin ini hanya karena tidak mengerti cara menggunakannya,
Oleh karena itu, penggunaan ATM pada masa itu dianggap lebih boros dibandingkan dengan pemakaian Automatic Teller Person (ATP) sebagai pelayanan untuk nasabah perbankan. Selain menghemat 90 persen biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan ATM, investasi pada ATP yang hanya membutuhkan seorang operator pun dianggap lebih menguntungkan bank daripada pembukaan kantor kas baru.
Saat ini, ATM berperan menjadi pondasi utama transaksi perbankan dengan hadirnya interkoneksi ATM antar bank lain. Kemudahan layanan perbankan antar bank memungkinkan nasabah yang berbeda bank dapat melakukan transaksi perbankan melalui mesin ATM milik bank mana pun.
Mudahnya Transaksi Perbankan dengan ATM Switch dari Jalin
Kini, Anda bisa melakukan transaksi perbankan melalui jaringan ATM Link Switching dengan mudah. ATM Link Switching sendiri berperan sebagai penghubung sistem interkoneksi antar bank/non bank.
Saat bank telah berhasil terhubung di dalam jaringan ATM Link, maka semua delivery channel bank seperti mesin ATM, Mobile Banking, mesin EDC, serta fitur Internet Banking pun dengan mudah bisa digunakan para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan antar bank yang diinginkan.
Jalin saat ini memiliki dua layanan utama pada mesin ATM yaitu: ATM Switching dan Debit Switching dengan nama brand “Link”. Layanan ATM Link Switching ini telah beroperasi sejak April 2017. Layanan Debit Switching secara resmi beroperasi di akhir tahun 2017.
Artikel Terbaru