Bagikan

Gaji Stagnan Bikin Daya Beli Merosot? Ini Tips Mengelola Keuangan di Masa Deflasi

Oct 24, 2024

Gaji Stagnan Bikin Daya Beli Merosot? Ini Tips Mengelola Keuangan di Masa Deflasi

Isu deflasi berkepanjangan yang melanda negeri menjadi topik diskusi hangat akhir-akhir ini. Pasalnya, pada September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka deflasi sebesar 0,12% secara bulanan yang menandai penurunan harga barang selama lima bulan berturut-turut. Deflasi merupakan kondisi ketika harga barang dan jasa menurun secara terus menerus, sehingga nilai uang meningkat.

 


Meskipun pada pandangan pertama ini mungkin terdengar seperti kabar baik, deflasi sebenarnya dapat membawa konsekuensi serius bagi perekonomian jika tidak diantisipasi. Sebab, penurunan harga yang berkepanjangan sering kali diiringi dengan penurunan produksi, berkurangnya lapangan kerja, dan menurunnya daya beli masyarakat.

 


Menurut Riza Annisa Pujarama dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), pelemahan daya beli masyarakat terlihat semakin nyata dari persentase konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2024 yang hanya tumbuh 4,91 persen, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,11 persen. Salah satu penyebab utamanya adalah pendapatan kelas menengah yang cenderung stagnan, sehingga mereka sulit beradaptasi dengan perubahan ekonomi.

 


Sementara itu, laporan BPS menunjukkan bahwa hingga akhir Agustus 2024, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Proporsi penduduk kelas menengah tahun ini tercatat sebanyak 47,85 juta orang, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 57,33 juta orang.

 


Data-data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kini sedang menghadapi tekanan ekonomi yang semakin berat. Di tengah kondisi daya beli yang melemah dan pendapatan yang stagnan, kita perlu segera menyesuaikan strategi pengelolaan keuangan pribadi untuk bertahan dan beradaptasi dengan tantangan ekonomi. Ini termasuk merencanakan pengeluaran dengan lebih cermat untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan.

 


Tips Mengelola Keuangan di Masa Deflasi

 


Ketika deflasi terjadi, menyesuaikan strategi keuangan menjadi sangat penting. Meskipun harga barang menurun, banyak orang masih mengalami ketidakpastian ekonomi yang membuat mereka menahan pengeluaran demi menambah tabungan. Dalam situasi seperti ini, memiliki gaji yang tetap dapat menjadi tantangan karena biaya hidup tertentu, seperti tagihan listrik atau kebutuhan medis, tidak sepenuhnya dapat dihemat.

 


Selain itu, karena deflasi sering kali menandakan tengah melemahnya perekonomian, masyarakat perlu lebih waspada dalam mengelola pengeluaran dan memastikan keuangan mereka tetap stabil. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda mengelola keuangan dengan lebih baik di masa deflasi.

 


Tips 1: Prioritaskan Pengeluaran Penting


Langkah pertama dalam menghadapi deflasi adalah memprioritaskan pengeluaran. Identifikasi kebutuhan primer seperti kebutuhan rumah tangga, tagihan rutin, dan kesehatan, dan bedakan dengan keinginan. Pada masa seperti ini, fokuslah untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu.

 


Susun anggaran dengan mengutamakan pengeluaran yang paling penting, sementara belanja non-esensial bisa ditunda atau dikurangi. Kini, Anda dapat memanfaatkan berbagai aplikasi digital gratis untuk membantu menyusun anggaran dan mengelola arus keuangan secara mudah. Dengan cara ini, Anda dapat menjaga agar keuangan tetap terkendali dan likuiditas terjaga.


 

Tips 2: Pikirkan Dua Kali Sebelum Membeli


Meskipun harga barang cenderung turun selama masa deflasi, hindari godaan untuk melakukan pembelian besar yang tidak mendesak. Ini adalah jebakan umum yang sering kali membuat orang membelanjakan uang lebih dari yang seharusnya, hanya karena harga barang terlihat lebih murah.

 


Pikirkan kembali tingkat kebutuhan Anda terhadap barang yang ingin dibeli, apakah benar-benar diperlukan dengan segera. Sebagai solusi, Anda bisa membuat alokasi khusus untuk mencicil dana tabungan agar bisa membeli barang tersebut di kemudian hari, saat perekonomian lebih stabil. Manfaatkan fitur pengelolaan uang di aplikasi perbankan pilihan Anda agar manajemen keuangan lebih terintegrasi.

 


Tips 3: Manfaatkan Diskon dan Promosi dengan Bijak


Saat deflasi terjadi akibat daya beli yang menurun, banyak penjual menawarkan diskon dan promosi untuk menarik pembeli, utamanya di platform online seperti marketplace. Ini adalah kesempatan baik untuk mendapatkan barang yang Anda butuhkan dengan harga lebih murah. Namun, tetaplah bijak dalam berbelanja.

 


Buatlah daftar belanja prioritas dan hindari pembelian impulsif. Kemudian, pilah metode pembayaran yang menawarkan keuntungan terbaik sesuai kebutuhan Anda. Strategi cerdas ini dapat membantu Anda memanfaatkan penurunan harga tanpa harus mengorbankan tabungan atau anggaran yang telah disusun.

 


Tips 4: Tingkatkan Tabungan Darurat


Di masa ketidakpastian ekonomi, sangat penting untuk mempersiapkan tabungan darurat. Situasi yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan, bisa terjadi kapan saja, terutama ketika perekonomian melemah.

 


Alokasikan sebagian pendapatan untuk menambah tabungan darurat, agar Anda memiliki cadangan keuangan yang cukup untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama. Idealnya, tabungan darurat harus mampu menutupi biaya hidup selama 6 bulan hingga 12 bulan.

 


Tips 5: Lunasi Utang yang Berbunga Tinggi


Saat daya beli menurun, sangat penting untuk melunasi utang, terutama utang yang berbunga tinggi untuk mengurangi beban keuangan. Dalam kondisi daya beli yang melemah, utang yang tidak segera dilunasi dapat menyebabkan efek snowball, di mana utang bertambah cepat dan menjadi semakin sulit untuk dilunasi.

 


Jika Anda memiliki kartu kredit atau pinjaman lain dengan bunga besar, cobalah untuk segera melunasinya agar beban keuangan tidak semakin berat. Dengan melunasi utang berbunga tinggi, Anda bisa mengurangi pengeluaran bulanan dan menjaga stabilitas keuangan. Di masa deflasi, menjaga pengeluaran tetap rendah adalah kunci untuk bertahan.

 


Tips 6: Evaluasi dan Diversifikasi Instrumen Investasi


Mengelola investasi di tengah kondisi deflasi memerlukan kehati-hatian. Deflasi sering kali menandakan ketidakpastian ekonomi, yang bisa berdampak pada pasar saham dan aset lainnya.

 


Evaluasilah portofolio investasi Anda dan pastikan untuk melakukan diversifikasi. Jangan menempatkan seluruh aset dalam satu jenis instrumen investasi, karena risiko ekonomi yang tidak menentu bisa berdampak buruk pada aset tertentu. Dengan melakukan diversifikasi, Anda dapat mengurangi risiko dan memastikan bahwa aset Anda tetap aman dalam jangka panjang.

 


Menghadapi deflasi dan daya beli yang menurun mungkin terasa menakutkan, tetapi dengan langkah yang tepat, Anda dapat mengelola keuangan dengan baik. Yang terpenting adalah tetap tenang, tidak panik, dan terus menyesuaikan strategi keuangan sesuai dengan perkembangan ekonomi
 


Artikel Terbaru