Bangun Budaya Kerja yang Sehat dengan Menerapkan Feedback Positif
Jul 11, 2022
Memiliki budaya kerja yang dapat mendukung produktivitas menjadi dambaan bagi banyak karyawan. Budaya kerja yang sehat menjadi support system yang baik untuk karyawan mencapai output maksimal dalam pekerjaannya. Untuk mewujudkan hal ini, membangun lingkungan kerja yang nyaman bisa menjadi langkah awal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan feedback positif di perusahaan. Feedback positif merupakan sebuah aktivitas saling memberikan masukan, koreksi, serta apresiasi dengan tujuan agar terciptanya komunikasi dua arah yang baik sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik pula. Perusahaan yang memiliki budaya memberikan feedback positif akan menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif.
Manfaat Feedback Positif dalam Kerja
Mengutip Jake Richardson, seorang Human Asset Chief dalam artikel The Nature of Climate in the Work Place (2021), lingkungan kerja yang positif merupakan situasi dimana setiap karyawan merasa aman, diakui, dan mampu melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan profesional. Lingkungan kerja positif tidak hanya berfokus pada lingkungan kerja fisik seperti gedung kantor dan fasilitas pendukung, namun juga meliputi lingkungan kerja non fisik yang dapat mempengaruhi suasana kerja. Menyampaikan feedback positif merupakan salah satu metode non fisik yang bisa diterapkan seluruh jajaran perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Gallup mengindikasikan hanya 28% karyawan menerima feedback dalam setahun. Padahal berdasarkan penelitian yang dirilis Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi (JEBA), positive feedback terbukti dapat meningkatkan kinerja karena karyawan memperoleh tanggapan, apresiasi, dan evaluasi yang dapat membantu karyawan untuk bekerja secara efektif. Bagi seorang pemimpin tim atau perusahaan, kebiasaan menyampaikan apresiasi, umpan balik, dan masukan yang membangun dapat meningkatkan motivasi serta kualitas kerja anggota tim. Sedangkan memberikan ruang terbuka bagi karyawan dalam menyampaikan pendapat, baik kepada atasan maupun ke sesama anggota tim, bisa membangun rasa saling menghargai, meningkatkan rasa tanggung jawab atas output kerja tim, serta meningkatkan produktivitas kerja.
Tips Menyampaikan Feedback Positif
Menyampaikan feedback positif dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan metode SBI (Situation, Behavior, Impact) yang dikembangkan oleh The Center for Creative Leadership. Mari kita pahami lebih jauh setiap variabelnya:
Situation
Menyampaikan feedback yang tepat sasaran bisa dilakukan sesuai dengan kondisi situasi yang terjadi. Gambarkan waktu pesifik kejadian sebagai objek evaluasi. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu umum seperti “minggu lalu” atau “bulan lalu”, yang dapat menciptakan kebingungan. Contoh: “Saat rapat koordinasi tim produk hari Senin jam 10 pagi kemarin…”
Behavior
Variabel kedua adalah behavior atau perilaku yang menjadi objek evaluasi. Selalu gunakan informasi yang terukur dan berupa fakta untuk menjelaskan perilaku yang di observasi. Hal ini akan menjaga kualitas feedback tanpa berbau opini. Contoh: “Data yang kamu pakai untuk menjelaskan inovasi produk X sangat beragam.”
Impact
Yang terakhir adalah jelaskan dampak dari perilaku tersebut. Selalu sampaikan dengan jujur tanpa bahasa yang menghakimi untuk menjelaskan bagaimana perilaku tersebut berdampak pada tim ataupun individu tertentu. Jika dampaknya positif, kata seperti “baik” atau “bangga” bisa membantu menekankan kesuksesan perilaku yang di observasi. Sebaliknya jika hasil dari perilakunya adalah negatif dan perlu diperbaiki, kamu bisa menggunakan kata seperti “khawatir” atau “sebaiknya”. Contoh: “Saya salut karena kamu bisa melakukan riset yang komprehensif dalam waktu singkat” atau “Saya jadi kurang paham dengan poin yang ingin kamu sampaikan, sebaiknya bisa difokuskan ke beberapa data yang paling relevan.” Setelah menerapkan SBI model, kamu bisa meningkatkan hasil feedbackmu dengan berkomunikasi secara dua arah. Misalnya dengan menanyakan maksud atau tujuan dari perilaku orang yang di observasi untuk meningkatkan pemahaman kita, maupun untuk memberikan masukan yang membangun. Membangun dan menjaga lingkungan kerja yang positif bukan hanya tugas seorang leader. Diperlukan peran seluruh stakeholder agar tercipta budaya kerja perusahaan yang sehat. Setiap jajaran, dari pemimpin hingga karyawan, dapat berkontribusi dengan menyampaikan feedback positif sehingga bisa mendapatkan hasil kerja yang memuaskan. Mari sama-sama kita bangun dan jaga lingkungan kerja yang positif!Content Contributor: Rika Widyanti Business Product Management
Artikel Terbaru